
Tari Tattwa Tirtha Mahottama diangkat dari mitos Ida Ratu Ayu Mas Membah yang hidup di Desa Adat Batur. Mitos ini juga tercatat dalam pustaka lontar Purana Tattwa yang adalah salah satu cakep Rajapurana Pura Ulun Danu Batur.
Mitos Ida I Ratu Ayu Mas Membah berkaitan erat dengan budaya subak di Bali. Mitos ini menceritakan penciptaan Gunung Batur dan Danau Batur sebagai ekosistem penting dalam jejaring air Bali serta berkaitan dengan penamaan beberapa tempat di Bali. Mitos ini juga menceritakan tokoh Ida I Ratu Ayu Mas Membah berjualan air ke desa-desa di wilayah Bali. Kisah berjualan air itu melahirkan hubungan antara Pura Ulun Danu Batur dengan komunitas pemanfaat air (desa dan/atau subak) di sejumlah tempat di Bali.
Tokoh Ida I Ratu Ayu Mas Membah merupakan simbol dari kesejahteraan, kesuburan, dan kebijaksanaan. Mitos ini sistem Subak, yang merupakan warisan budaya yang tidak ternilai harganya. Kisahnya bukan sekadar sebuah legenda, melainkan sebuah pengingat spiritual yang mengandung ajaran tentang keseimbangan hidup dan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan. Mitos tersebut merupakan wujud penurunan konsep Tri Hita Karana yang merupakan nilai inti warisan dunia subak.
Alih media mitos ini ke dalam tari kreasi ditujukan untuk mengenalkan cerita tersebut, bersama dengan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Harapan ke depan adalah memperkuat karakter budaya masyarakat adat Batur sebagai modal ketahanan budaya.
Alih media mitos Ida I Ratu Ayu Mas Membah ke dalam bentuk tari hadir sebagai komitmen Desa Batur Tengah dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan Bali, khususnya budaya subak. Melalui proses alih media ke dalam bentuk kebudayaan yang lebih populer, dalam hal ini seni tari, kebudayaan dapat terus hidup dan berkembang. Nilai-nilanya dapat terus mengalir ditransmisikan ke generasi-generasi berikutnya. Harapannya, nilai-nilai luhur yang terkandung dapat diaktualisasi untuk membentuk karakter masyarakat berkebudayaan, mengimbangi arus zaman yang terus berubah.